Selamat datang di CaraGampang.Com

Bila Hati Rindu Menikah

Selasa, 10 April 20120 komentar


Cintahakikiindonesia.blogspot.com - Ukhti dan Akhi sekalian..
Kita sadar bahwa hati bukanlah seonggok batu yang keras..
Bukan pula sebongkah tanah yang tak bersuara..
Hati kita ada dengan kelembutannya..
Hati kita hadir dengan rasa yang menghiasi langitnya..

Bila kita jujur, kita pun pasti akan mengakui apa yang terjadi pada hati-hati kita..
Hati yang menyimpan kecenderungan terhadap makhluk Allah yang bernama Adam maupun Hawa..
Tak dapat dipungkiri bahwa kita memang memiliki naluriah yang sama seperti remaja-remaja lainnya..

Namun kita sadar bahwa kita tak bisa bersikap seperti remaja umumnya yang dengan gamblangnya mengekspresikan kecenderungan mereka, mewujudkannya dalam tingkah yang menyenangkan mereka..

Kita telah mengerti makna dari ayat yang berbunyi :

Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji..
Dan suatu jalan yang buruk..
( Al-Isra': 32 )

Kita sudah paham bahwa hubungan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahramnya tidak ada dalam kamus agama kita, kecuali jika jalinan itu telah dihalalkan dengan ikatan suci pernikahan..

Disebabkan pengetahuan itulah akhirnya ketika hadir di dalam hati kita rasa kecenderungan, kemudian asa yang menyinggahi kita bukanlah keinginan untuk membentuk jalinan yang sering disebut pacaran..

Bukan hal itu yang menjadi orientasi kita karena kita telah sadar kegiatan yang bergelut di dalamnya akan sangat dibenci Allah..
Sehingga timbullah keinginan untuk merajut tali suci bersama..

Rasa rindu itu terkadang membuncah tiba-tiba, beriak dan membangun hati serta pikiran kita..
Apalagi bila fluktuasi ibadah kita sedang menurun..
Ya !!! Ketika ibadah mahdah kita tak lagi segar..
Shalat sering kali tak tepat waktu, tilawah sering terlewat begitu saja karena kesibukan duniawi, shaum tak lagi dijalankan, sedekah serupiah pun tak lagi terberi..

Rindu untuk memenuhi setengah dien-nya memang suatu hal yang tak disalahkan, bahkan sangat dianjurkan (bagi yang telah mampu) untuk melaksanakannya agar terjaga hati-hati mereka..

Seperti yang tercantum dalam surat An-Nur : 32

" Dan kawinlah siapa saja di antaramu yang masih bujangan baik pria maupun wanita, atau siapa saja di antara hamba sahayamu baik pria atau wanita yang sudah sepatutnya dikawinkan..
Jika mereka dalam kemelaratan, Allah akan memberikan kecukupan kepada mereka dengan kemurahan-Nya Ini suatu anjuran agar kemelaratan jangan dijadikan alasan tidak setanding..
Standarisasi dalam soal kawin hanyalah kesucian, kepatuhan dan ketakwaan..
Itulah nilai manusia muslim..
Allah Maha Luas pemberiannya lagi Maha Mengetahui.. "

Sekarang, sebelum kita benar-benar tercebur dalam lautan kerinduan yang dalamnya bisa menyerupai pusara..
Mari kita selami lebih dulu hakikat dari pernikahan itu sendiri? 
Apa tujuan pernikahan yang sangat kita rindukan itu? 
Bagaimana pula dengan niat yang berakar di hati kita?

Lalu, lihatlah kembali hati kita..
Berbicaralah padanya, tanyakan dengan lembut tanpa membuatnya merasa tersinggung, sebenarnya apa tujuannya memiliki kerinduan yang mendalam terhadap pernikahan..
Karena ingin berjuang bersama (berdakwah) menegakkan tonggak-tonggak keislamankah? 
Atau karena ingin memenuhi keinginan hati untuk bersanding bersama manusia yang telah menarik simpati kita, bahkan mencuri hati kita? 
Tanyakan dan memohonlah padanya agar ia mau berterus terang menjawab dengan sejujurnya..

Saat ini biarkan hati kita mengungkap semua..
Tutup saja smua pintu di ruanganmu, tinggallah hanya berdua bersama hatimu, berikan keleluasaan padanya untuk mencurahkan kata-kata..

Ijinkanlah..
Dengarkanlah..
Hati pun berkata..

Bla telah usai rangkaiannya, mari kita evaluasi..

Benarkah kerinduan yang mebuncah di hati kita dikarenakan untuk merentas jalan dakwah-Nya..
Benarkah kerinduan yang bergelayutan dalam diri kita bukan karena keinginan dunia semata, harap untuk menapaki hari bersama sosok yang menghiasi langit hati kita..

Sudikah kau menjadi Penjaga..
Diri dan maruahku..
Agar hidupku lebih tenang dan bahagia..

Sudikah kau menjadi Pendidik..
Hati dan jiwaku..
Agar rohaniku terisi hikmahNya..
Dan akhlakku terjaga hendaknya..

Sudikah kau menjadi Pemerhati..
Setiap gerak dan langkahku..
Agar aku tahu mana salah dan buruk lakuku..

Sudikah kau menjadi Penggerak..
Semangatku..
Agar bila aku Mengalami kelesuan..
Kau mampu memberi bantuan..
Walau hanya sekadar senyuman..

Sudikah kau menjadi Sahabat..
Buat diriku..
Mendengar luahan hatiku..
Agar aku boleh berbicara apa saja dgn mu..
Tanpa rasa ragu..

Pernikahan itu Bukan Hanya Menyatukan Dua Hati, Bukan Hanya Menyatukan Cinta Kita..
Ternyata Tanggung Jawab yang Besar Ada Pada Saat Kita Membina Keluarga..
Allah telah berfirman Pada surat Al-Baqarah : 187
Yang artinya :

" …Mereka (istri-istri) Mu adalah pakaian bagimu dan kamu adalah pakaian bagi mereka… "

Hakikat Sebuah Pakaian Adalah Sebagai Penutup Aurat, Sebagai Pelindung, & Sebagai Perhiasan..
Mampukan Aku Menjadi Pakaian Mu Yang Slalu Melindungi Mu Dari Fitnah Dunia..
Mampukan Aku Menjadi Penutup Auratmu Ketika Ku Tau Semua Kekuranganmu..
Mampukan Aku Menjadi Perhiasan Bagimu, Membuatmu Slalu mengagumi Aku Karena Kilauan Imanku..

Wallahu'alam Bishawab..
Share this article :

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan Akhlak Yang Baik, Jika Ada Kekhilafan Maka Perbaikilah Dengan Akhlak Yang Baik, Komentar Yang Buruk Akan Kami Hapus Demi Ketertiban Blog " CINTA HAKIKI "

 
Support : Cara Gampang | Creating Website | Johny Template | Mas Templatea | Pusat Promosi
Copyright © 2011. Cinta Hakiki - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger